Sedimen Lahar Dingin Merapi Harus Dikeruk
YOGYAKARTA, Agar sedimen lahar dingin tidak memenuhi sungai, Badan Nasional Penanggulangan Bencana diminta segera mendatangkan alat-alat berat untuk mengeruknya. Tanpa pengerukan, sedimen lahar dingin akan memicu banjir karena kapasitas sungai berkurang.
Hal tersebut disampaikan forum legislator DI Yogyakarta, saat berdialog dengan BNPB, Selasa (9/11/2010). Seharusnya dalam situasi tanggap darurat seperti ini, seharusnya sudah ada alat-alat b erat untuk membersihkan bongkahan-bongkahan dan mengeruk sedimen yang menumpuk di sungai, kata Totok Sudarto, anggota forum legislator.
Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan bukan hanya uang tunai tetapi alat-alat berat. "Saya heran kenapa yang turun justru Jusuf Kalla bersama PMI. Mereka sudah mendatangkan mobil amfibi. Padahal presiden saya kan SBY, saya malu," katanya.
Hal serupa juga disampaikan Muhammad Afnan Hadikusumo, anggota legislator lainnya. "Menurutnya selain mesin pengeruk juga dibutuhkan pompa penyedot air dan genset untuk warga di sekitar sungai. Pada saat hujan deras mengguyur dan aliran lahar dingin begitu deras, biasanya listrik mati," katanya.
Menanggapi saran tersebut, Ketua BNPB Syamsul Maarif mengaku akan segera menindaklajuti. "Saran bapak-bapak saya terima dan akan segera kami realisasikan," katanya.
Forum legislator terdiri dari delapan orang anggota DPR dan empat orang Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dari wilayah DIY. Dalam pertemuan tersebut hanya lima orang yang hadir yakni To tok Sudarto (DPR), Hafid Asrom (DPD), Edy Miharti (DPR), Djuwarto (DPR), dan Afnan Hadikusumo (DPD).